Jumat, 25 April 2008


Yesss...akhirnya kelar juga bikin pengembangan dari cerpen ini...liburan di ketik en dikasih k penerbit...smoga bisa diterbitin yupz...doain okehhh...smoga ni novel bagoesss...hehehe...tapi masih bngung kasih judulnya...klo punya masukan kasih tau okehhh...



Dejavu?

Sebuah mobil sedan hitam malaju seperti kehilangan kendali ! lajunya cepat sekali . Diujung jalan mobil itu seperti tergelincir dan “Bruuuggghhh!!!” Mobil itu menabrak sebuah tiang listrik.

“Aaarrrggghhh…Shitt!!!” Pekik Kairo lalu bangkit mendudukan dirinya. “Mimpi apaan gueee…”Sentaknya sambil mengusap wajahnya yang penuh keringat.

Kairo memandang jam dindingnya. “Damn!Gue telaaattt…”Buru buru Kairo bangkit dan segera meluncur kekamar mandinya dibawah. Selesai mandi kemudian Kairo, segera berpakaian , touch up sebentar.

Setengah jam kemudian Kairo sudah ada di perempatan menuju sekolahnya.

“Breeeemmm…Ssshhh…”Kairo terkejut . Sebuah Mobil sedan hitam melaju cepat didepan wajah Kairo! Kairo melanjutkan langkahnya.

“Bruuuggghhh…Praaanggg…Tin…tin…tin…”Sebuah suara tubrukan terdengar di ujung jalan. Semua perhatian tertuju kearah sana.

“Shit!!!” Pekik kairo.

***

“Ceu dari mana aja atuh?Gak liat udah jam berapa? “Seru Brinet meledek.

“Ni sekolah udah kayak punya bokap loe ajae…”timpal Alen.

“Gue…guee…dijalan liat da kecelakaan…”Ujar Kairo lemas, dia masih kebayang kejadian tadi.

“Ah loe…bikin alesan, yang kreatif dikit napa? Untung Guru blom dateng” Tegas Brinet.

“Heh… gue serius dudul!!!dan anehnya… semalem gue mimpi tentang kecelakaan tadi. Apa dejavu gitu yach?”Kairo bingung.

“Alah…pagi pagi dah aneh-aneh…besok jadi nonton kagak? Marya dah gue ajakin…”Tanya Alen mastiin.

“Gue sech oke oke aja…mana tuh si dudul Marsya?”Kairo mencari Marsya sobat se geng sama Alen dan Brinet.

“Noh… nggak ada guru gini palingan maen basket…”tunjuk Brinet kearah luar kelas.

***

“Udah?”tanya Kairo sinis, ”Loe beli cemilan buat nonton, ato beli sembako buat dua bulan? Gue sama Marysa dah nunggu elo sampe kurapan gini dudul!!!” Seru Kairo ke Brinet yang ngebawa plastik putih besar.

Diantara berempat, Brinet emang paling suka ngemil, tapi anehnya badannya ngga pernah ngelebar. Lalu sosok Alen mendatangi mereka , dia melenggang begitu santainya membuat Kairo makin kesal.

“Ini yang satu lagi , dandan udah kayak mau ke ondangan..lama banget..”seru Kairo jutek, yang diomongin malah senyum senyum nggak jelas. Lalu mereka segera berjaln menuju Theater.

“Hhmmm..gue pengen bisa nonton film lama disini…” Gumam Kairo tiba tiba. Kata kata Kairo ternyata terdengan oleh Marysa .

“Loe mau nonton film pa emang?” Tanya Masrya datar.

“Hahh..eh..”Kairo bingung .”AADC…hehehe”Kairo nyengir kuda.

***

Beberapa teriakan menyeruak! Memaksa Kairo mencari cari asal suara itu. Banyk orang berkerumun di lantai dasar Mall itu. Mereka memandang ke lantai atas mall . Kairo pun memandang keatas.

Seorang laki laki berumur dupuluh tahuan berdiri di atas penyangga pinggir lantai . Tatapannya seperti kosong. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Beberapa orang menawarkan tangannya bermaksud menyuruh agar laki laki itu mau turun.

Laki laki itu menurunkan tubuhnya, lalu ia meluncur cepat menabrak lantai marmer mall itu. Wajahnya seperti hampir hancur, dari mulut dan wajahnya mengeluarkan darah segar! Matanya … matanya menatap kosong kearah Kairo.”Aaakkkhhh…”

“Aaaakkkkhhh…”Kairo tersentak!
Semua orang di Theater memandang kearah Kairo. Sepertinya tadi itu mimpi. Kairo mengatur nafasnya yang sempat ngs ngosan.

“Eh…gila…ngapain loe???”Sergah brinet setengah berbisik, Alen dan Marsya melirik kearah Kairo.

“Gue…ketiduran…gue mimpi ada laki laki bunuh diri di mall ini ” Ceritanya pelan.

“Ah loe…aneh aneh aja…”

***

“Eh… da apan tuh?!!” Seru Marsya melihat kerumunan orang yang memandang kearah atas gedung . Kairo , Alen dan Brinet mengekor.

Seorang laki laki berumur duapuluhan berdiri di atas penyangga pengaman lantai atas. Beberapa orang meneriakinya agar dia mau turun. Laki laki itu tak bergeming.

Laki laki itu loncat! Tubuhnya dengan cepat meluncur kebawah, mendarat dengan keras ke lantai marmer mall itu. Wajahnya seperti hancur, wajahnya berdarah dari mulutnyapun mengeluarkan darah yang cukup banyak. Tatapannya sama seperti mimipi Kairo. Tatapan itu mengarah padanya!

Kairo merinding! Apakah laki laki itu sama seperti yang ada dalam mimpinya? Wajah Kairo pucat seperti kertas . Brinet memandang dengan ttapan aneh kearah Kairo.

***

Disekolah , sedang ada promosi dari produsen brand susu kedelai baru! Moment Classmeeting dijadikan waktu yang pas oleh produsen susu ini untuk mempromosikan prodeuk terbarunya.

Satu kelas menikmati manis dan segarnya susu kedelai itu. Alen , Brinet dan teman teman yang lain ikut menikmati sekotak susu itu. Nggak tanggung- tanggung Brinet yang dasarnya rakus mengambil dua kotak susu.

Setelah beberapa jam Kairo merasakan rasa aneh pada perutnya. Perutnya seperti menegang lalu melilit! Kairo memegangi perutnya dia berusaha berpegang pada bangkunya. Dilihatnya disekitar kelas, beberapa orang menunjukan gejala yang sama! Bahkan Alen dan Brinet memuntahkan isi perutnya.

Tiba tiba rasa pusing mendera kepala Kairo! Diikuti rasa lemas pada lututnya. Perutrnyapun masih terasa melilit. Kepala Kairo kini seperti dipukul pukul. Bugh !!! Tubuh kairopun akhirnya tumbang.

“Hahh…hah..hahh..hah…”Nafas Kairo tak berturan , kini dia bangkit dari tempat tidurnya. Keningnya penuh oleh keringat dingin. Kairo melempar selimutnya. Dia berlari kebawah segera kesekolah.

***

“Pakkkhhh!!!”Kairo menampar kotak susu yang hendak diminum Alen.

“Apa apaan sich loe?”tandas Alen marah

“Len, net…loe jangan minum susu ini…”Seru Kairo ngos ngosan.

“Apaan sich loe dateng-dateng udah aneh aneh?”Brinet heran

“Gue…Gue mimpi..setelah loe pada minum ini…loe langsung pingsan..muntah muntah…”Tegas Kairo ketakutan.

“Key..that`s was a dream…”Brinet mencoba menenangkan Kairo

“Net…loe inget kan, waktu kemaren di bioskop gue bilang gue mimpi ada laki laki yang bunuh diri and…that`s happen!Terus hari sebelumnya…”kata kata Kairo terpotong. Seorang cowok muntah muntah diluar kelas , dikikuti yang lain , ada juga yang memegangi perut dan kepalanya.

Wajah Kairo pucat pasi! Kedua temannya meringis memandang kearah Kairo . Kairo menghela nafasnya .

***

Marsya melihat Kairo duduk tercenung , sendirian di kantin. Sungguh aneh, biasanya Alen dan Brinet selalu ada disampingnya udah kayak bayi kembar siam. Wajah Kairopun nampak murung.

“Loe…loe kenapa?”Tanya Marsya yang mendapati Kairo yang ternyata sedang menangis. “Something happened?”tanya sekali lagi.

Kairo bercerita tentang semuanya, tentang mimpinya dan kecelakaan kecelakaan yang terjadi beberapa hari ini. Ditambah sikap Alen dan Brinet yang seperti menghindar dari Kairo setelah “insiden susu kedelai” itu.

“Sya..gue …gue bingung banget…gue mohon jangan tinggalin gue…”Kairo memeluk Marysya, terasa hangat dan damai disana.

“Gue ngak akan kemana mana..kita bareng bareng cari solusinya…”Masrya mencoba menenangkan Kairo.

***

Sore itu Marsya mengantar Kairo kerumah saudaranya di daerah Garut. Dia adalah seorang cenayang berumur lima puluh tahunan. Dulu orang ini pernah membantu mencarikan adik Marsya yang hilang di kebun belakng rumah yang ternyata diketahui adiknya Marsya itu diumpetin Jin. Orang itu memegangi ubun ubun Kairo.

“Mang … sebenarnya apa sich yang terjadi?” Tanya Marsya penuh ingin tahu.

“Apa orang tua atau nenek kamu seorang dukun” Tanya bapak berumur limapuluh tahunan itu misterius.

“Sepertinya mama pernah bilang kalu neneknya dulu seorang peramal atau apalah semacamnya.” Jawab Kairo .

“Menurut mamang…kamu tuh dijatuhi ilmu sama uyut kamu itu…waktu meninggal dia nggak bisa buang itu ilmu , lalu jatuhlah sama kamu…”Orang itu melepaskan tangannya dari kepala Kairo.

“Apa nggak bisa diilangin mang?”Tanya Marysa

Orang itu menggeleng, “Terima aja yang sudah ajdi ketentuan buat hidup kamu nak!” Orang itu menepuk bahu Kairo . Kairo makin bingung dan sedih.

***

“Bbrrrrr…”Api besar menyala nyala didalam sebuah rumah, orang ornag yang ada di dalam rumah itu kalan kabut , lari kesana kemari berusaha menyelamatkan diri.

Balok balok penyangga dinding berjatuhan. Satu persetu menimpa tubuh seseorang didalam rumah itu, api menjalar begitu cepat. Reruntuhan menghambat dan menutupi pintu serta jendela jendela yang ada disana.

Asap mengepul menyesakkan dada . Seorang laki laki dan anaknya terjatuh tertimpa balok kayu yang terbakar. Yang perempuan menjerit histeris meminta minta tolong. Tak lama menjelang Rumah itu habis terbakar bersama isinya . Menyisakan beberapa mayat gosong terpanggang.

“Aakkkhhh!!!” Jerit Kairo ketakutan. Dia bermimpi lagi, entah apa yang akan selanjutnya terjadi nanti.

“Tok…tok…tok…”Seseorang mengetuk kamar Kairo.

“Iya masuk…”Suara Kairo parau, ia menyeka keriangt didahinya dengan punggung lenyannya.

“Key… kamu cepet cepet mandi dan ganti baju gih…papamu udah siap dibawah…”suruh mamanya Kairo lembut.

“Emangnya ada apa mah? Bukannya ini hari libur?”tanya Kairo heran.

“Kita ngelayat keluarganya Om Riza, semalem rumahnya abis dilalap api, tragisnya nggak ada yang bisa melarikan diri dari kebakaran itu…”

***

Beberap mimpinya belakangan membuat Kairo memutuskan untuk tidak tidur. Mungkin bila dia nggak tidur, hal hal mengerikan tak akan terjadi. Dua hari Kairo nggak tidur, untuk itu Kairo terus terusan minum kopi. Dan hari itu Marsya janjian ketemuan sama Kairo di Starbuks BIP.

Marsya masuk ke Starbucks, berusaha mencari sosok Kairo. Di sudut sudah ada Kairo dengan Black coffienya . Wajah Kairo pucat tirus . lingkaran hitam menghiasi kedua matanya.

“Key…loe sa..sakit?”Tanya Marsya terkejut melihat keadaan Kairo yang berantakan. Kairo nggak menjawab apa apa , tatapannya kosong.

“Loe…loe nggak tidur key?”Marsya khawatir.

“Se…setiap gue tidur dan bermimpi, selalu aja ada hal buruk yang terjadi…makanya …gue berusaha untuk nggak tudur dua hari ini…”Serunya murung, sambil mengusap rambut bob hitamnya kebelakang.

“Key…”

“Sya..gue lelah sama semua ini…”Tatapan Kairo begitu menyakitkan, membuat dada Masrya merasakan sakit juga.

Marsya bangkit dan menarik lengan Kairo “Ikut gue…”

***

Marsya menggandeng Kairo yang lemas ke Blitz Megaplex. Mereka berjalan ke lantai dua gedung itu. Sebentar Marsya meninggalkan Kairo untuk berbicara dengan sorang pria , lalu menggandeng Kairo lagi untuk masuk ke salah satu Theater itu.

“Sya..kok nggak ada orang…emangnya kita mau nonton apa?”Tanya Kairo heran.

Marsya diam nggak menjawab pertanyaan Kairo. Marsya menuntuk Kairo ke deretan tempat duduk yang ada di tengah. Setelah duduk sebentar lalu terdengar intro lagu “Ku bahagia”nya Melly Goeslaw.

“Oh My God…Sya ini…”Tanya Kairo sumringah , Marsya menggangguk.

Just relax and enjoy this”Bisik Marsya.

“Makasih Sya…”Kairo memeluk erat Marsya, Kairo seperti mendapat energi baru untuk hidup. Lalu Kairo mengembalikan pandangannya ke layar Proyektor.

Satu jam kemudian, beberapa menit sebelum film itu selesai Kairo tertidur. Marsya meletakan kepala Kairo dipelukannya. Menyelimuti tubuhnya dengan jaket yang ia pakai, lalu mengusap keningnya. Membiarkan Kairo terlelap di pelukan hangatnya.

“Key…semua ini gue lakuin …buat bikin loe seneng…bikin loe bahagia…karna gue sayang sama loe…gue nggak tega liat loe sedih, muram, ngelamun sendiri. Cuma ini yang bisa gue kasih buat loe key…gue nggak peduli apaun perasaan loe sama gue..I Just Want You Feel Better…”

***

“Hosh…hosh..hosh…”Kairo berlari secepat mungkin! Berusaha menjauhi para berandalan yang sejang mengejarnya itu. Tapi shit! Didepan jalan buntu. Kairo tersudut dan para berandalan itu sudah ada di depan Kairo sekarang.

“KALO KALIAN BERANI LAWAN GUE!!!”teriak seseorang dibelakang para berandalan itu.

“Marsya !!!” Pekik Kairo .

Sekelompok berandalan itu akhirnya berkelahi dengan Marsya . Lama kelaman Masrya kewalahan menghadapi empat orang berandalan itu. Tubuhnya tersungkur.

Seseorang dari mereka mengeluarkan sebilah pisau. Dan…”Jleb..” pisau itu mengenai perut Marsya. Panik karena darah yang menciprat kewajahnya, para berandalan itu berlari meningalkan Marsya. Darah segar mengalir diantara tanah basah , Marsya tergelepar.

“MARSYAAAA!!!”Teriak Kairo…suaranya menggema di ruangan Theater yang gelap.

“Key…”seru Marsya terbangun dari tidurnya.Kairo bangkit dan mundur beberapa langkah seperti ketakutan. “Key…loe kenapa?…”

Seperti kebingungan Kairo berlari keluar. Kairo berlari sambil menangis ketakutan dan bingung. Kairo keluar dari Mall Paris Van Java.

***

Titik titik hujan berjatuhan membuat malam dingin . Kairo berlari seperti kesetanan sambil terus menangis . Dia nggak tau harus berlari kemana. Pikirannya bingung, dia terus memikirkan mimpi tadi.

“Bugh!!!”Tak sengaja Kairo menubruk seseorang.

“Eh neng…mau kemana?”Tanya seserorang dengan wajah mesum.

“Dingin dingin gini enaknya ngapain yach?”tanya yang lain.

“Akh…”Pekik Kairo saat tangannya berhasil lepas dari cengkraman pria didepannya.

Kairo berlari lagi, berusaha melarikan diri dari mereka. Mereka juga tak mengalah , mereka terus berlari mengikuti Kairo. Kairo makin ketakutan. Dia masuk kesebuah gang dan …shit jalan buntu. Kairo tersudut disana. Dia ketakutan. Para brandalan itu sudah ada di depan Kairo sekarang. Mereka mendekati Kairo .

“JAUHIN CEWEK ITU!!!”Teriak Marsya , laksana superhero .

“Damn”Pekik Kairo dalam hati . “Sya…jangan kesini…”Teriak Kairo.

Marsya dan beberapa berandalan itu berkelahi. Persis seperti yang ada dalam mimpi Kairo . Dibelakangnya Kairo benar benar ketakutan, takuk apa yang terjadi di mimpinya benar benar terjadi.

Seseorang dari mereka meneluarkan sebilah pisau. “ MARSYAAA…” Teriak Kairo. Perhatian Marsya terpancing teriakan Kairo dan…”Jlebb!”

***

“Key…bangun key…jangan buat gue takut”Marsya memeluk tubuh Kairo yang bersimbah darah. Saat berandalan tadi menghunuskan pisau ternyata Kairolah yang kena.

“Key…please wake up sweety…” tangis Marsya tak terbendung, berjatuhan bersama hujan yang terus turun.

“Sya…”Suara Kairo parau

“Key…jangan tinggalin gue…gue sayang banget sama loe key…sebentar lagi ambulans dateng…loe tahan yach…”Suara Marsya bergetar.

Big big thanks for this night Sya…aku juga sayang kamu…”

“Key…keyy…KEYYY…”


Dia

Kulihat dia…

Slalu…

Menutup mata…

Dia…

Adalah malam…

Aku…dan dia…

Dia…

Menutup mana…

Dia…terus berjalan…

Dia…tak hiraukan …

Aku … dan dia…

(Nidji : Manusia sempurna)

Tidak ada komentar: