Jumat, 25 April 2008


Yesss...akhirnya kelar juga bikin pengembangan dari cerpen ini...liburan di ketik en dikasih k penerbit...smoga bisa diterbitin yupz...doain okehhh...smoga ni novel bagoesss...hehehe...tapi masih bngung kasih judulnya...klo punya masukan kasih tau okehhh...



Dejavu?

Sebuah mobil sedan hitam malaju seperti kehilangan kendali ! lajunya cepat sekali . Diujung jalan mobil itu seperti tergelincir dan “Bruuuggghhh!!!” Mobil itu menabrak sebuah tiang listrik.

“Aaarrrggghhh…Shitt!!!” Pekik Kairo lalu bangkit mendudukan dirinya. “Mimpi apaan gueee…”Sentaknya sambil mengusap wajahnya yang penuh keringat.

Kairo memandang jam dindingnya. “Damn!Gue telaaattt…”Buru buru Kairo bangkit dan segera meluncur kekamar mandinya dibawah. Selesai mandi kemudian Kairo, segera berpakaian , touch up sebentar.

Setengah jam kemudian Kairo sudah ada di perempatan menuju sekolahnya.

“Breeeemmm…Ssshhh…”Kairo terkejut . Sebuah Mobil sedan hitam melaju cepat didepan wajah Kairo! Kairo melanjutkan langkahnya.

“Bruuuggghhh…Praaanggg…Tin…tin…tin…”Sebuah suara tubrukan terdengar di ujung jalan. Semua perhatian tertuju kearah sana.

“Shit!!!” Pekik kairo.

***

“Ceu dari mana aja atuh?Gak liat udah jam berapa? “Seru Brinet meledek.

“Ni sekolah udah kayak punya bokap loe ajae…”timpal Alen.

“Gue…guee…dijalan liat da kecelakaan…”Ujar Kairo lemas, dia masih kebayang kejadian tadi.

“Ah loe…bikin alesan, yang kreatif dikit napa? Untung Guru blom dateng” Tegas Brinet.

“Heh… gue serius dudul!!!dan anehnya… semalem gue mimpi tentang kecelakaan tadi. Apa dejavu gitu yach?”Kairo bingung.

“Alah…pagi pagi dah aneh-aneh…besok jadi nonton kagak? Marya dah gue ajakin…”Tanya Alen mastiin.

“Gue sech oke oke aja…mana tuh si dudul Marsya?”Kairo mencari Marsya sobat se geng sama Alen dan Brinet.

“Noh… nggak ada guru gini palingan maen basket…”tunjuk Brinet kearah luar kelas.

***

“Udah?”tanya Kairo sinis, ”Loe beli cemilan buat nonton, ato beli sembako buat dua bulan? Gue sama Marysa dah nunggu elo sampe kurapan gini dudul!!!” Seru Kairo ke Brinet yang ngebawa plastik putih besar.

Diantara berempat, Brinet emang paling suka ngemil, tapi anehnya badannya ngga pernah ngelebar. Lalu sosok Alen mendatangi mereka , dia melenggang begitu santainya membuat Kairo makin kesal.

“Ini yang satu lagi , dandan udah kayak mau ke ondangan..lama banget..”seru Kairo jutek, yang diomongin malah senyum senyum nggak jelas. Lalu mereka segera berjaln menuju Theater.

“Hhmmm..gue pengen bisa nonton film lama disini…” Gumam Kairo tiba tiba. Kata kata Kairo ternyata terdengan oleh Marysa .

“Loe mau nonton film pa emang?” Tanya Masrya datar.

“Hahh..eh..”Kairo bingung .”AADC…hehehe”Kairo nyengir kuda.

***

Beberapa teriakan menyeruak! Memaksa Kairo mencari cari asal suara itu. Banyk orang berkerumun di lantai dasar Mall itu. Mereka memandang ke lantai atas mall . Kairo pun memandang keatas.

Seorang laki laki berumur dupuluh tahuan berdiri di atas penyangga pinggir lantai . Tatapannya seperti kosong. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Beberapa orang menawarkan tangannya bermaksud menyuruh agar laki laki itu mau turun.

Laki laki itu menurunkan tubuhnya, lalu ia meluncur cepat menabrak lantai marmer mall itu. Wajahnya seperti hampir hancur, dari mulut dan wajahnya mengeluarkan darah segar! Matanya … matanya menatap kosong kearah Kairo.”Aaakkkhhh…”

“Aaaakkkkhhh…”Kairo tersentak!
Semua orang di Theater memandang kearah Kairo. Sepertinya tadi itu mimpi. Kairo mengatur nafasnya yang sempat ngs ngosan.

“Eh…gila…ngapain loe???”Sergah brinet setengah berbisik, Alen dan Marsya melirik kearah Kairo.

“Gue…ketiduran…gue mimpi ada laki laki bunuh diri di mall ini ” Ceritanya pelan.

“Ah loe…aneh aneh aja…”

***

“Eh… da apan tuh?!!” Seru Marsya melihat kerumunan orang yang memandang kearah atas gedung . Kairo , Alen dan Brinet mengekor.

Seorang laki laki berumur duapuluhan berdiri di atas penyangga pengaman lantai atas. Beberapa orang meneriakinya agar dia mau turun. Laki laki itu tak bergeming.

Laki laki itu loncat! Tubuhnya dengan cepat meluncur kebawah, mendarat dengan keras ke lantai marmer mall itu. Wajahnya seperti hancur, wajahnya berdarah dari mulutnyapun mengeluarkan darah yang cukup banyak. Tatapannya sama seperti mimipi Kairo. Tatapan itu mengarah padanya!

Kairo merinding! Apakah laki laki itu sama seperti yang ada dalam mimpinya? Wajah Kairo pucat seperti kertas . Brinet memandang dengan ttapan aneh kearah Kairo.

***

Disekolah , sedang ada promosi dari produsen brand susu kedelai baru! Moment Classmeeting dijadikan waktu yang pas oleh produsen susu ini untuk mempromosikan prodeuk terbarunya.

Satu kelas menikmati manis dan segarnya susu kedelai itu. Alen , Brinet dan teman teman yang lain ikut menikmati sekotak susu itu. Nggak tanggung- tanggung Brinet yang dasarnya rakus mengambil dua kotak susu.

Setelah beberapa jam Kairo merasakan rasa aneh pada perutnya. Perutnya seperti menegang lalu melilit! Kairo memegangi perutnya dia berusaha berpegang pada bangkunya. Dilihatnya disekitar kelas, beberapa orang menunjukan gejala yang sama! Bahkan Alen dan Brinet memuntahkan isi perutnya.

Tiba tiba rasa pusing mendera kepala Kairo! Diikuti rasa lemas pada lututnya. Perutrnyapun masih terasa melilit. Kepala Kairo kini seperti dipukul pukul. Bugh !!! Tubuh kairopun akhirnya tumbang.

“Hahh…hah..hahh..hah…”Nafas Kairo tak berturan , kini dia bangkit dari tempat tidurnya. Keningnya penuh oleh keringat dingin. Kairo melempar selimutnya. Dia berlari kebawah segera kesekolah.

***

“Pakkkhhh!!!”Kairo menampar kotak susu yang hendak diminum Alen.

“Apa apaan sich loe?”tandas Alen marah

“Len, net…loe jangan minum susu ini…”Seru Kairo ngos ngosan.

“Apaan sich loe dateng-dateng udah aneh aneh?”Brinet heran

“Gue…Gue mimpi..setelah loe pada minum ini…loe langsung pingsan..muntah muntah…”Tegas Kairo ketakutan.

“Key..that`s was a dream…”Brinet mencoba menenangkan Kairo

“Net…loe inget kan, waktu kemaren di bioskop gue bilang gue mimpi ada laki laki yang bunuh diri and…that`s happen!Terus hari sebelumnya…”kata kata Kairo terpotong. Seorang cowok muntah muntah diluar kelas , dikikuti yang lain , ada juga yang memegangi perut dan kepalanya.

Wajah Kairo pucat pasi! Kedua temannya meringis memandang kearah Kairo . Kairo menghela nafasnya .

***

Marsya melihat Kairo duduk tercenung , sendirian di kantin. Sungguh aneh, biasanya Alen dan Brinet selalu ada disampingnya udah kayak bayi kembar siam. Wajah Kairopun nampak murung.

“Loe…loe kenapa?”Tanya Marsya yang mendapati Kairo yang ternyata sedang menangis. “Something happened?”tanya sekali lagi.

Kairo bercerita tentang semuanya, tentang mimpinya dan kecelakaan kecelakaan yang terjadi beberapa hari ini. Ditambah sikap Alen dan Brinet yang seperti menghindar dari Kairo setelah “insiden susu kedelai” itu.

“Sya..gue …gue bingung banget…gue mohon jangan tinggalin gue…”Kairo memeluk Marysya, terasa hangat dan damai disana.

“Gue ngak akan kemana mana..kita bareng bareng cari solusinya…”Masrya mencoba menenangkan Kairo.

***

Sore itu Marsya mengantar Kairo kerumah saudaranya di daerah Garut. Dia adalah seorang cenayang berumur lima puluh tahunan. Dulu orang ini pernah membantu mencarikan adik Marsya yang hilang di kebun belakng rumah yang ternyata diketahui adiknya Marsya itu diumpetin Jin. Orang itu memegangi ubun ubun Kairo.

“Mang … sebenarnya apa sich yang terjadi?” Tanya Marsya penuh ingin tahu.

“Apa orang tua atau nenek kamu seorang dukun” Tanya bapak berumur limapuluh tahunan itu misterius.

“Sepertinya mama pernah bilang kalu neneknya dulu seorang peramal atau apalah semacamnya.” Jawab Kairo .

“Menurut mamang…kamu tuh dijatuhi ilmu sama uyut kamu itu…waktu meninggal dia nggak bisa buang itu ilmu , lalu jatuhlah sama kamu…”Orang itu melepaskan tangannya dari kepala Kairo.

“Apa nggak bisa diilangin mang?”Tanya Marysa

Orang itu menggeleng, “Terima aja yang sudah ajdi ketentuan buat hidup kamu nak!” Orang itu menepuk bahu Kairo . Kairo makin bingung dan sedih.

***

“Bbrrrrr…”Api besar menyala nyala didalam sebuah rumah, orang ornag yang ada di dalam rumah itu kalan kabut , lari kesana kemari berusaha menyelamatkan diri.

Balok balok penyangga dinding berjatuhan. Satu persetu menimpa tubuh seseorang didalam rumah itu, api menjalar begitu cepat. Reruntuhan menghambat dan menutupi pintu serta jendela jendela yang ada disana.

Asap mengepul menyesakkan dada . Seorang laki laki dan anaknya terjatuh tertimpa balok kayu yang terbakar. Yang perempuan menjerit histeris meminta minta tolong. Tak lama menjelang Rumah itu habis terbakar bersama isinya . Menyisakan beberapa mayat gosong terpanggang.

“Aakkkhhh!!!” Jerit Kairo ketakutan. Dia bermimpi lagi, entah apa yang akan selanjutnya terjadi nanti.

“Tok…tok…tok…”Seseorang mengetuk kamar Kairo.

“Iya masuk…”Suara Kairo parau, ia menyeka keriangt didahinya dengan punggung lenyannya.

“Key… kamu cepet cepet mandi dan ganti baju gih…papamu udah siap dibawah…”suruh mamanya Kairo lembut.

“Emangnya ada apa mah? Bukannya ini hari libur?”tanya Kairo heran.

“Kita ngelayat keluarganya Om Riza, semalem rumahnya abis dilalap api, tragisnya nggak ada yang bisa melarikan diri dari kebakaran itu…”

***

Beberap mimpinya belakangan membuat Kairo memutuskan untuk tidak tidur. Mungkin bila dia nggak tidur, hal hal mengerikan tak akan terjadi. Dua hari Kairo nggak tidur, untuk itu Kairo terus terusan minum kopi. Dan hari itu Marsya janjian ketemuan sama Kairo di Starbuks BIP.

Marsya masuk ke Starbucks, berusaha mencari sosok Kairo. Di sudut sudah ada Kairo dengan Black coffienya . Wajah Kairo pucat tirus . lingkaran hitam menghiasi kedua matanya.

“Key…loe sa..sakit?”Tanya Marsya terkejut melihat keadaan Kairo yang berantakan. Kairo nggak menjawab apa apa , tatapannya kosong.

“Loe…loe nggak tidur key?”Marsya khawatir.

“Se…setiap gue tidur dan bermimpi, selalu aja ada hal buruk yang terjadi…makanya …gue berusaha untuk nggak tudur dua hari ini…”Serunya murung, sambil mengusap rambut bob hitamnya kebelakang.

“Key…”

“Sya..gue lelah sama semua ini…”Tatapan Kairo begitu menyakitkan, membuat dada Masrya merasakan sakit juga.

Marsya bangkit dan menarik lengan Kairo “Ikut gue…”

***

Marsya menggandeng Kairo yang lemas ke Blitz Megaplex. Mereka berjalan ke lantai dua gedung itu. Sebentar Marsya meninggalkan Kairo untuk berbicara dengan sorang pria , lalu menggandeng Kairo lagi untuk masuk ke salah satu Theater itu.

“Sya..kok nggak ada orang…emangnya kita mau nonton apa?”Tanya Kairo heran.

Marsya diam nggak menjawab pertanyaan Kairo. Marsya menuntuk Kairo ke deretan tempat duduk yang ada di tengah. Setelah duduk sebentar lalu terdengar intro lagu “Ku bahagia”nya Melly Goeslaw.

“Oh My God…Sya ini…”Tanya Kairo sumringah , Marsya menggangguk.

Just relax and enjoy this”Bisik Marsya.

“Makasih Sya…”Kairo memeluk erat Marsya, Kairo seperti mendapat energi baru untuk hidup. Lalu Kairo mengembalikan pandangannya ke layar Proyektor.

Satu jam kemudian, beberapa menit sebelum film itu selesai Kairo tertidur. Marsya meletakan kepala Kairo dipelukannya. Menyelimuti tubuhnya dengan jaket yang ia pakai, lalu mengusap keningnya. Membiarkan Kairo terlelap di pelukan hangatnya.

“Key…semua ini gue lakuin …buat bikin loe seneng…bikin loe bahagia…karna gue sayang sama loe…gue nggak tega liat loe sedih, muram, ngelamun sendiri. Cuma ini yang bisa gue kasih buat loe key…gue nggak peduli apaun perasaan loe sama gue..I Just Want You Feel Better…”

***

“Hosh…hosh..hosh…”Kairo berlari secepat mungkin! Berusaha menjauhi para berandalan yang sejang mengejarnya itu. Tapi shit! Didepan jalan buntu. Kairo tersudut dan para berandalan itu sudah ada di depan Kairo sekarang.

“KALO KALIAN BERANI LAWAN GUE!!!”teriak seseorang dibelakang para berandalan itu.

“Marsya !!!” Pekik Kairo .

Sekelompok berandalan itu akhirnya berkelahi dengan Marsya . Lama kelaman Masrya kewalahan menghadapi empat orang berandalan itu. Tubuhnya tersungkur.

Seseorang dari mereka mengeluarkan sebilah pisau. Dan…”Jleb..” pisau itu mengenai perut Marsya. Panik karena darah yang menciprat kewajahnya, para berandalan itu berlari meningalkan Marsya. Darah segar mengalir diantara tanah basah , Marsya tergelepar.

“MARSYAAAA!!!”Teriak Kairo…suaranya menggema di ruangan Theater yang gelap.

“Key…”seru Marsya terbangun dari tidurnya.Kairo bangkit dan mundur beberapa langkah seperti ketakutan. “Key…loe kenapa?…”

Seperti kebingungan Kairo berlari keluar. Kairo berlari sambil menangis ketakutan dan bingung. Kairo keluar dari Mall Paris Van Java.

***

Titik titik hujan berjatuhan membuat malam dingin . Kairo berlari seperti kesetanan sambil terus menangis . Dia nggak tau harus berlari kemana. Pikirannya bingung, dia terus memikirkan mimpi tadi.

“Bugh!!!”Tak sengaja Kairo menubruk seseorang.

“Eh neng…mau kemana?”Tanya seserorang dengan wajah mesum.

“Dingin dingin gini enaknya ngapain yach?”tanya yang lain.

“Akh…”Pekik Kairo saat tangannya berhasil lepas dari cengkraman pria didepannya.

Kairo berlari lagi, berusaha melarikan diri dari mereka. Mereka juga tak mengalah , mereka terus berlari mengikuti Kairo. Kairo makin ketakutan. Dia masuk kesebuah gang dan …shit jalan buntu. Kairo tersudut disana. Dia ketakutan. Para brandalan itu sudah ada di depan Kairo sekarang. Mereka mendekati Kairo .

“JAUHIN CEWEK ITU!!!”Teriak Marsya , laksana superhero .

“Damn”Pekik Kairo dalam hati . “Sya…jangan kesini…”Teriak Kairo.

Marsya dan beberapa berandalan itu berkelahi. Persis seperti yang ada dalam mimpi Kairo . Dibelakangnya Kairo benar benar ketakutan, takuk apa yang terjadi di mimpinya benar benar terjadi.

Seseorang dari mereka meneluarkan sebilah pisau. “ MARSYAAA…” Teriak Kairo. Perhatian Marsya terpancing teriakan Kairo dan…”Jlebb!”

***

“Key…bangun key…jangan buat gue takut”Marsya memeluk tubuh Kairo yang bersimbah darah. Saat berandalan tadi menghunuskan pisau ternyata Kairolah yang kena.

“Key…please wake up sweety…” tangis Marsya tak terbendung, berjatuhan bersama hujan yang terus turun.

“Sya…”Suara Kairo parau

“Key…jangan tinggalin gue…gue sayang banget sama loe key…sebentar lagi ambulans dateng…loe tahan yach…”Suara Marsya bergetar.

Big big thanks for this night Sya…aku juga sayang kamu…”

“Key…keyy…KEYYY…”


Dia

Kulihat dia…

Slalu…

Menutup mata…

Dia…

Adalah malam…

Aku…dan dia…

Dia…

Menutup mana…

Dia…terus berjalan…

Dia…tak hiraukan …

Aku … dan dia…

(Nidji : Manusia sempurna)

Rabu, 23 April 2008

lahhhhh


Huhhh... sometimes i feel so bored. Tapi lama lama jadi bete berat eung... palagi kalo nggak bisa ngelakuin sesuatu yang bikin feel jd good. Mana pindah rumah, kamar jadi kecil lagi...smuanya jadi tambah kecil....hix...hixx...hix.... smuanya buat biaya pendidikan gue...so sad...doain gue please biar kul gue bener... biar nggak nyusahin ortu...amiennn....

Minggu, 20 April 2008

good for watch


Diantara sekian banyak acar tv yang nggak mendidik ternyata ada juga sech yang bener bener mendidik. Banyak yang bilang kalo pendidikan orang tua untuk mendidik anak ankanya kelak itu minim. sekarang ada tv show di metroTv yang bener bener punya nilai edukasi buat kota atau khususnya para orangtua. dimana ornagtua bisa ngajarin anaknya dengan konsepsi yang benar. nonton yupz. Nany911 Pukul:16.00 di metro tv... educated bagethhh

Selasa, 15 April 2008

inside...my heart

God …menjadi bebas seperti sayap burung itu semula kurasa sangat nyaman. Menerbangkan angan tanpa batas diawan. Tapi saat ku coba untuk melepaskan jeratan itu, ternyata aku merasa sakit. Entah apa yang terjadi. Tapi melepasakan jeratan itu dan melayang bebas membuatku merasa bersalah. Apa aku terlalu egois? Ataukan ini sudah benar?
God, I`m so confusing tonight…I feel guilty…isn’t me hurt someone? Someone who love me? Someone who even I can`t see anymore? Why I m so scared now? This feeling make me upset . I don’t know what must I do now, what I must I m call now and where must I go for.

God , semoga yang telah berjalan selama satu tahun imi membuat aku lebih kuat , lebih bisa mandang cinta itu gimana. Karena bener kata orang kita bener bener merasa memiliki klo kita udah kehilangan hal itu. That I feel now. Help me god…plese make me strong!!! Just you who I have now… forgive me for this mistake.


try to write "jangan menangis Dara"

Hari ini gw coba bikin blog…nggak tau nech mau di isi apa aja…masih bingung hehehe…but I hope whatever I`ll do in this blog , palingg nggak bisa sedikit ngeluarinapa yang gue bisa , gue pengen, hehehe…kasih coment yupz…klo ada karya karya gue yang masuk disini semuga bisa di bilang bagus yupz…hehehe(narsis…). Arigato gozaimassu .

here they are...


“Jangan menangis Dara!

Sore itu langit mendung! Semendung hatinya yang bertudung. Awan hitam menggulung, mengumpat dalam hatinya . Meneteskan titik titik air lewat kedua matanya.

Seorang dara terisak sambil memeluk tubuhnya, di sudut disebuah ruangan perpustakaan sekolah. Nampaknya dia benar benar sedang hancur. Entah mengapa teman sekolahnya begitu tega mengerjainya seperti ini.

Entah sudah keberapa kalinya dia di kerjai seperti ini. Beberapa orang selalu mengerjai atau berbuat jahil padanya. Pernah suatu kali seseorang mengunci Dara di ruang olah raga. Semua itu berawal sejak pertama kali Dara pindah ke sekolah ini. Ditambah lagi gosip tentang kedekatan Dara dengan seorang cewek tomboy, anak kelas duabelas.

Sejak saat itu, entah siapa yang menyebarkannya, ada berita kalau Dara itu seorang lesbian. Ditunjang lagi , Dara pernah punya cowok dan kedekannya dengan anak kelas duabelas itu. Sejak kedekatannya dengan Brisa , beberapa orang mulai kembali menjahili Dara.

Di kelasnya, Dara sudah biasa menjadi makhluk asing! ada seorangpun yang mau mendekatinya. Orang orang memandangnnya dengan tatapan aneh.

Cewek kutu buku dari desa yang bisa mendadani dirinya. Untung saja pakaiannya sekucel wajahnya. Padahal Dara itu berasal dari keluarga yang serba kecukupan. Namun entah mengapa Dara mau menyisihkan sebagian uang jajannya untuk memperbaiki penampilannya.

Diruangan sepi itu Dara melepaskan kesedihannya. Dia terlalu lelah untuk mengingat apa apa yang sudah orang orang perbuat dengannya. Kadang tangis adalah obat terbaik untuk meluapkan kesedihan seseorang.

Dara bisa mikir, kenapa orang orang sebegitu jahatnya dengannya. Kepindahannya kesekolah ini adalah petaka kecil. Dan akibat kedekatan Dara dengan Brisa memicu petaka yang lebih besar lagi. Padahal kedekatan Dara dengan Brisa hanya sekedar hubungan teman saja . lebih!

“Shhh…” Angin dingin menyapu tengkuk Dara, membuatnya bergidik dan sedikit takut! Dara sepat cepat menghapus air matanya , lalu mengedarkan pandangan keseluruh penjuru perpustakaan ini.

Sekelibat rasa takut Dara, membuatnya menengok kekanan dan kekiri dengan penuh rasa was was. Setahunya dari tadi ada orang yang berkeliaran disini . Bahkan penjaga perpustakaanpun ngak ada sejak tadi.

“Aaakkhh!!!” pekik Dara hampir meloncat.

Seseorang menawarkan sapu tangan berwarna abu abu . Seorang cowok! Ganteng lagi! Gimana bisa dia ada di samping gue? Pikir Dara .

“Gue paling nggak suka liat cewek nangis!”Seru Cowok itu. Dengan ragu ragu Dara mengambil sapu tangan itu. Lalu cowok itu melengos ,pergi meninggalkan Dara.

Esoknya Dara berniat mengembalikan sapu tangan itu. Tapi Dara tahu harus mengembalikan sapu tangan itu kemana. Tapi yang pasti cowok itu pasti salah satu siswa di SMA ini. Dara bisa melihat dengan jelas logo almamater yang tertempel di seragam cowok itu.

Tapi niat hanya niat. Apa mungkin Dara harus mengetuki semua kelas yang ada di sekolah ini. Bisa gila , pikirnya.

Dara mencoba bertanya ke petugas Perpustakaan tentang cowok yang datang kemarin sore saat hujan. Tapi petugas itu bilang kemarin ada yang ke perpustakaan selalin Dara , karena diluar hujan , perpustakaan di kunci dan hanya Dara yang dipinjamkan kunci serep oleh petugas itu. Dara bingung!

Lalu Dara kembali menyimpan sapu tangan itu . Berharap suatu saat bisa mengembalikannya pada sang pemilik. Dan bertemu dengan cowok ganteng itu tentunya.

Tugas tugas yang menumpuk membuat Dara sedikit kewalahan. Dara memilih mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Entah mengapa Dara menganggap tempat itu nyaman. Lihat saja tumpukan buku yang tak beraturan itu. Juga bangku bangku kosong yang dihiasi debu. Dengan adanya buku buku baru saja , ngak ada yang bisa menarik minat siswa untuk menghabiskan waktunya disini. Tapi Dara…

“Perlu bantuan?”

“Akkkhhh!!!”pekik Dara terkejut lalu buku buku yang dipeluknya jatuh berhamburan. Seorang cowok berdiri dihadapan Dara. Membuat jantung Dara mau copot.

“Kenapa sich loe ngagetin gue mulu!” Seru Dara gelagapan.

Tanpa memperdulikan ocehan Dara, cowok itu membantu memunguti buku yang terjatuh tadi. Cowok itu tertarik pada buku tulis Dara. Lalu dia mendudukan dirinya di bangku.

“Kamu pasti lagi bingung nyelesein PR ini kan?”Tanyanya hangat.

Dara mengangguk. Dara duduk menghadap cowok itu. Dia masih risih dengan keberadaan cowok itu yang tiba tiba.

“Soal ini …gini…coba deh kamu itu… disini…”seru cowok itu menerangkan soal kalkulus yang susah mampus. “Trus kalo yang ini tinggal di…”lanjutnya.

Dia menerangkan soal itu dengan lancar. Yang awalnya risih , Dara malah jadi nyaman memperhatikan apa yang diterangkan oleh cowok itu. Hampir keseluruhan soal berhasil mereka pecahkan. ada lagi dinding pembatas. Mereka jadi akrab.

“Ummm… sebenernya gue mau balikin sapu tangan loe…makasih yach!”Seru Dara malu malu.

“Ahhh…okay…bay the way sorry banget yach… aku udah harus pergi…ada urusan neh! Ntar kalo ada soal yang mau kamu tanyain lagi, besok dateng kesini aja jam seginian.” Serunya sambil beranjak berdiri dan meninggalkan Dara. Dara terpaku ketampanan cowok itu, lalu tersadar sesaat.

Shit! Gue belom nanya nama dia. “Woi… nama loe siapa???”teriak Dara

“Aku…Rio…” Sambil melempar senyumnya yang crunchy!

Sejak pertemuan itu Dara menjadi semangat datang kesekolah! Peduli untuk orang orang yang memandangnya aneh dan terus menjahilinya. Yang dia inginkan bertemu lagi dengan cowok itu. Rio !

Dengan semangat empat lima Dara mendatangin perpus itu , sesuai dengan kesepakatan kemarin . Ruangan itu dipenuhi mahluk semacam Dara. Kutu buku yang sulit bersosialisasi dengan dunia luar. Mendapatkan pelajaran hanya melalui buku, bukan pengalaman.

Dara celingak celinguk!

“Ssshhh…” Angin dingin menyapu tengkuknya. Entah mengapa ruangan ini nampak begitu dingin. Mungkin karena atapnya yang sudah bolong pikir Dara.

“Tap” Seseorang menepuk bahu Dara

“Akhhh!!!” teriak Dara. “Ssshhttt…”Seru Rio menenangkan Dara, mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Orang orang terpancing teriakan Dara.

“Loe ngagetin gue lagi!!!” Seru Dara mengusap dadanya.

Dara berjalan keujung perpus. Tempat favoritnya! Disitu ada kutu buku yang hinggap . Sepi! Enak buat ngobrol.

“Maaf yaaa…kamu masih marah?”Rio memerkan senyum crunchynya. Memamerkan senyum yang mampu membuat Dara tenggelam kedalamnya sekaligus terbang ke angkasa sana.

Sejak itu, mereka semakin sering bertemu. Entah gimana, mengapa, kenapa, Dara jadi rajin perhatiin dirinya sendiri. Merawat dirinya , memotong rambutnya . Rio juga mengajarkan Dara agar bisa bersosialisasi dengan teman temannya. Agar Dara terus terusan dijahili dan menadapat banyak teman.

Hari hari Dara menjadi lebih menyenangkan dengan perubahan dalam dirinya. Dia lebih percaya diri, cantik dan punya banyak teman. Juga ada Rio yang selalu membuat Dara tersenyum bahagia.

Dara menikmati setiap pertemuan rahasianya dengan Rio. Ada saja hal hal menarik yang mereka bicarakan. Membuat waktu terasa pelit memberikan tiap menitnya pada Dara.

Sampai…

“Guys…dateng ke pensi 21 yach… sodara gue punya banyak tiket gratis neh.!!!tapi bawa pasangan masing masing! Coz malamnya ada Prom dance gitu” Seru Ceryl didepan kelas. Cewek nyebelin yang selalu bikin Dara mengelus dadanya karena sindirannya yang pedas.

“Oh my god!!! Since when loe berubah?…baru tau gue…loe baru jadian sama cewek baru yang kaya yach?!!” Seru Ceryl meremehkan.

“Loe mau ikut pensi ini?Tapi…Ow…ow…ow… boleh ada lesbi yang dansa di Prom ini!” Serunya sengak.

Damn!Pikir Dara. “Heh! Jaga rahang loe, atau mau gue patahin…gue pasti daten ke acara ini bawa C-O-W-O-K!!!dan gue bukan lesbian!” Sentak Dara emosi, lalu berjalan meninggalkan kelas.

“Ok…we`ll see!”Ceryl tersenyum kecut.

“Yo…please banget … bisa kan?”pinta Dara pernuh harap.

“Kamu bisa kan temenin aku ke pensi itu?”

Sejak mereka semakin dekat Dara mengunakan “loe –gue “nya lagi untuk berbicara dengan Rio!

“Eemmhhh…gimana yach…”Rio nampak berfikir keras.

“Kamu pengen banget yach dateng ke pensi itu?” Tanya Rio sambil membelai halus pipi Dara, tega ngeliat makhluk manis yang kini merengek didepannya.

Dara menggangguk cepat. “ Aku pengen nunjukin ke mereka kalo aku seperti yang mereka bilang…lesbian…”Seru Dara tiba tiba murung.

“Aku … aku usahain yach…” Rio tersenyum misterius seolah menyembunyikan sesuatu.

Sudah lebih dari satu jam Dara menunggu . Kakinya mulai letih menggunakan high heels. Rio belum juga menunjukan batang hidungnya.

Dara nampak cantik memakai baby dool putih dengan kerutan didadanya. Rambutnyapun dikeriting gantung . Penampilannya berbeda sekali dengan pertama kali Dara pindah kekota .

Kemeriahan nmpak sekali terlihat di lapangan ini. Semua pasangan nampak menikmati acara ini. Dari jauh Dara bisa melihat Ceryl yang cantik, melangkah mendatanginya.

“Mana cewek eh…cowok loe? Lagi dandan, ato lagi berusaha mirip miripin jadi cowok?” tanya Ceryl sinis , membuat Dara semakin jengah menunggu seperti ini.

Uh…poor you are…Yawda tunggu ja COWOK loe itu”. Ceryl mendekatkan wajahnya ketelinga Dara dan berbisik Anyway loe keliatan cantik malem ini” lalu melengang pergi meninggalkan Dara.

Jam dinding di belakang lapangan sudah berdentang duabelas kali. Acara puncak serta kembang apipipun sudah selesai di gelar. Namun Rio belum menunjukan tanda tanda kedatangannya.

Mata Dara berkaca kaca. Ia tidak bisa menahan air mata yang memenuhi pelupuk matanya. Dara duduk di kursi stan yang kosong. Semua orang nampak bahagia, except her!

“Damn!!!Kenapa dia dateng?!!”Dara bisa lagi mengontrol emosinya. Dia menjinjing high hellsnya lalu menyetop sebuh taxi lal pulang dengan perasaan campur aduk!

Dara berusaha mencari data Rio di ruang TU. Secara dia diam Dara mencari dimana kelas Rio. “Akh… ternyata dia sekelas dengan Brisa!”

Dara cepat cepat berlari ke ruang kelas Duabelas Ipa 2. Dara celingak celinguk , mencoba mencari sosok Rio. Kalo dia berhasil menghadiahkan bogem mentah pada cowok itu jangang harap malam ini Dara bisa tidur dengan nyenyak.

“Dara…”Seru seseorang memanggilnya, Dara menoleh.

“Loe mau cari gue??”Tanya Brisa.

“… eh…loe liat Rio ?”tanya Dara sabaran.

“Rio???”Brisa nanya balik, sedikit binggung.

“Iya Rio… dia temen sekelas loe kan?”

Wait…wait…memangnya kapan loe pernah ketemu sama Rio?”

“Uummm…kira kira dua minggu yang lalu lah…”

“Loe bcanda nih…”

“Gue srius Brisa…cepetan gue perlu ketemu sama cowok itu!” Seru Dara kesal.

“Ini…ini … mungkin…” Brisa.

Dara berlari secepat dia bisa. Dia peduli orang orang yang di tabraknya. Hanya satu yang ada dalam kepalanya. Rio.

Air mata tumpah mengaliri pipinya yang sekarang merah . jantungnya berdetang cepat, seolah merasakan rasa sakit yang begitu kuat. Kebingungan yang menjadi memeluknya erat.

Pembicaraannya dengan Brisa masih terngiang dikepala Dara.

“Dara…loe mungkin ketemu sama dia dua minggu yang lalu!”

“Dia udah koma sejak satu bulan yang lalu. Dia mengidap kanker paru paru!” Seru Brisa membuatnya benar benar percaya.

Dara menghentikan langkahnya. Mencoba mengatur nafasnya. Dara mencoba meyakinkan dirinya tentang apa yang dilihatnya sekarang.

Lewat dinding kaca itu Dara melihat sosok Rio. Benar itu Rio. Wajahnya pucat tirus. Tubuhnya ditempeli banyak selang dan kabel , mulutnya tertutupi masker. Dara sungguh ngak percaya , sosok lemah di depannya adalah Rio. Rio yang selama dua minggu ini membuat hidupnya terasa indah!

Setelah mengobrol lama dengan Mamanya Rio Dara memberanikan diri masuk keruangan ICU itu. Bau yang aneh memenuhi rongga dadanya. Dara menatap tubuh Rio yang kurus.

Suara mesin pendeteksi detak jantung membuat siapapapun yang mendengarnya kan merinding. Dara menempatkan diri di sebalah Rio. Menggengam tangannya , memandang wajahnya. Tenggorokan Dara seolah tercekik! Sangat sakit , membuatnya tak sanggup berfikir tentang apa yang terjadi .

Brisa bilang sudah sejak lama Rio ingin mendekati Dara, tapi penyakitnya membuat Rio kuasa melakukan apa yang diinginkannya. Mengetahui kejadian kejadian buruk yang menimpa Dara, Rio menjadi sangat sedih. Dia bisa menghibur Dara.

Karena itu Rio meminta Brisa menjaga Dara. Untuknya. Dan orang orang malah salah sangka. Karena penampilan Brisa yang seperti cowok dan perhatiannya terhadap Dara. Beberapa kali Brisa menolong Dara saat orang orang menjahilinya. Setelah beberapa saat keadaan Rio semakin buruk dan sampai sekarang dia koma.

Seseorang mengelus kepala Dara. Membuat dia terbangun dari tidurnya. Dara terkejut melihat Rio memandang kearahnya. Dengan cepat Dara menggenggam jemari Rio.

“Rio…gimana keadaan kamu?” Tanya Dara parau.

Rio hanya tersenyum. Senyum yang selalu bisa membuat Dara bahagia, namun kali ini membuat hatinya sakit.

“Rio aku…”

Rio menempelkan dua jari di bibir Dara. “ Dara …aku sayang kamu…”seru Rio lemah. Dara kembali tak bisa menahan air matanya . lalu memeluk Rio erat. “Maaf aku bisa dateng ke Prom itu!”

Dara meregangkan pelukannya. Memandang wajah Rio sebentar lalu mengecup lembut keningnnya. “ papa Rio…” Dara terisak.

Rio berusaha sekuat tenaga mengangkat tangganya. Berusaha menghapus titik titik air yang menggenang lewat mata Dara.

“Kamu…jangan nangis lagi, aku ..aku suka liat kamu nangis!” Rio tersenyum.

Langit nampak cerah. Membawa para malaikat ikut menampilkan Choir yang khusuk. Membuat burung burung meberikan suaranya untuk menghiasi pagi yang indah ini. Kata kata mengalun syahdu , ikut mengantarkan doa doa untuk jiwa yang mereka cintai.

Dari jauh, Dara bisa melihat sosok itu tersenyum. Sosok yang dia cintai, yang memberikan ruang luas dihatinya. Yang tak akan pernah Dara lupakan. Sosok itu tersenyum seolah berkata “Jangan menangis Dara!”.

¯

Meski ragamu tak lagi menyentuhku

Jiwa ini takan lepas dari dirimu

Walaupun ini harus terjadi

Kutau kitakan abadi slamanya….

Kuyakin ku kan slalu memandang diriku

Hingga jiwa ini takkan lepas dari dirimu

Walaupun ini harus terjadi

Kutau kitakan abadi slamanya….

(Tlah pergi : Alena)

{{{